Cinta kadang memang begitu adanya.
Cinta kadang memang tak harus memiliki, cukup untuk dinikmati dari kejauhan saja.
Kita tumbuh dengan harapan bahwa cinta akan berakhir dengan bahagia selamanya.
Tapi tak semua kisah bisa begitu.
Saat kamu patah hati, orang akan bertanya
"Sudah berapa lama kalian bersama?"
Seolah sakit hati bisa ditentukan oleh berapa lama pasangan sudah bersama.
Kupikir, cinta tak berbalas sama saja dengan cinta yang lain.
Bisa menghancurkan, bisa mendebarkan.
Aku ingin kamu mengingat bahwa,
Apa yang kamu lakukan adalah mencintai tanpa pamrih.
Kamu mencintai karena memang mencintai, tak ada maksud lain di balik itu.
Suatu hari nanti, kamu akan menemukan orang yang mencintaimu dengan cara yang sama.
Kamis, 19 April 2018
Pernah skripsian
Kadang kita lupa bersyukur ya.
Contohnya saya pribadi. Kemarin-kemarin minta ingin cepat lulus, ingin cepat sidang, ingin cepat wisuda. Dan setelah wisuda malah lupa semuanya. Lupa kalo udah melewati tahap yang luar biasa berat. Padahal kalo dipikir-pikir untuk sekarang "gila, kapan lagi bisa nulis 200 halaman".
Itu skripsi aneh bin ajaib. Gak nyangka bisa nyelesain tulisan kesotoyan dan disidangin di depan dosen-dosen senior yang jenius di antropologi ungpat. Ditambah dosen pembimbing S3, disegani, dan di acc pula si skripsinya. Pas sidang lancar, nilai alhamdulillah. Nikmat mana lagi yang kau dustakan? terlepas dari usaha dan kerja keras, itu semua terjadi atas kuasa-Nya, kebaikan-Nya.
Kalo dipikir-pikir, perjalanan skripsi saya ini bisa dibilang paling berat dan paling panjaaaaaaaaaaaaaaaaang dibanding temen-temen saya yang lain hahaha.
Pertengahan 2016 saya udah ngajuin topik. Dari awal hingga titik darah penghabisan saya pertahankan topik ini. Keukeuh dan gak mau ganti. Topiknya mengenai gender dan militer. Untuk alasan yang non akademis dan praktis, saya pilih topik itu karena saya percaya kesetaraan gender di tengah budaya Indonesia yang patriarkis. Dibalik banyaknya pandangan perempuan itu lemah, perasa, dan menempati posisi 'second sex', mereka memiliki sisi "kekerenannya" sendiri. Di penelitian ini saya ingin menabrak pandangan itu, yang digambarkan oleh tentara perempuan yang berdinas di Dinas Jasmani Angkatan Darat kota Cimahi.
Dari pertengahan 2016 hingga awal 2017 saya memulai tahap studi literatur. Mencoba mencari tau tentang militer, perempuan militer di indonesia dan di seluruh dunia. Dikasih bahan bacaan banyaaaaaaaaaaaaaaaaak banget sama dosbing. Dan bacaan yang dicari oleh diri sendiri juga banyaaaaaaaaaaaaaak banget. Wajib jurnal+buku dan 80% english semua:') sampe akhirnya dosbing mau membimbing dan ttd diatas surat pernyataan pada tanggal 16 januari 2017 untuk membimbing saya setahun kedepan. Kalo gak lulus tahun depan, ya ganti judul dan cari dosen lain. Saya sebenernya gak masalah, saya pikir setahun memang waktu yang ideal untuk menyusun skripsi. Tapi setelah dijalankan, ternyata gak semudah itu. Dosbing saya ini perfectionist, revisian setiap hari. Senin pagi ngerjain, malemnya kirim email, besok subuhnya udah ada lagi kirimin email dari beliau. Dan saya kerjain lagi paginya sampe sore. Waktu belum punya pacar saya bisa ngerjain skripsi dari jam 10 pagi sampai 9 malem. Tapi setelah punya, saya terbiasa kerjain skripsi dari jam 9 pagi sampe jam 4 sore. DAN ITU SETIAP HARI:')
Bisa dibilang saya termasuk mahasiswa yang cepat untuk sidang up. Tapi....... untuk tahap-tahap berikutnya termasuk yang lamaaaaaaaaaaa banget heu bisa dibilang mahasiswa telat lulus. Jatuh bangun lebih ke hubungan dengan dosen pembimbing, sampai pernah di blok WA karena saya terlalu ngejar beliau._. Mungkin iya skripsi saya masih jauh dari kata baik, makanya sering direvisi. Dari segi tata bahasa pun sampai cari-cari dan gonta ganti editor. Buruk banget emang ya pembendaharaan kataku?:(
Saya pun sadar, kalo apa yang dilakuin dosen pembimbing saya itu karna saking pedulinya. Kayaknya cuman beliau satu-satunya dosen pembimbing yang sepeduli itu sama anak didiknya.
Pernah juga beliau sibuk 3 bulan dan kami gak pernah bimbingan lagi. But at least, everything has done! Setelah skripsi yang udah jadi semenjak juli 2017 dan diombang ambing, dirombak habis, skripsi saya diacc untuk diseminarkan pada bulan november 2017. Saya gak bisa berkata-kata, gak cukup buat cuman bilang makasih buat dosbing yang udah bikin skripsi saya menjadi baik, baik dalam isi maupun tata bahasa. Alhasil skripsi saya ini diapresiasi oleh beliau, dosen, dan adik-adik kelas yang banyak bertanya gimana cara membuat skripsi yang baik.
Skripsi saya ini adalah karya yang saya buat untuk membuktikan kemampuan saya sebagai seorang akademisi dan juga sebagai calon antropolog. Skripsi saya bukan hanya karya saya sendiri, tetapi adalah sebuah karya yang saya hasilkan dengan bantuan banyak pihak. Setiap pihak telah mencurahkan bantuan tanpa pamrih pada saya dalam aneka bentuk. Saya menghargai dan mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah memberikan bantuan pada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
Contohnya saya pribadi. Kemarin-kemarin minta ingin cepat lulus, ingin cepat sidang, ingin cepat wisuda. Dan setelah wisuda malah lupa semuanya. Lupa kalo udah melewati tahap yang luar biasa berat. Padahal kalo dipikir-pikir untuk sekarang "gila, kapan lagi bisa nulis 200 halaman".
Itu skripsi aneh bin ajaib. Gak nyangka bisa nyelesain tulisan kesotoyan dan disidangin di depan dosen-dosen senior yang jenius di antropologi ungpat. Ditambah dosen pembimbing S3, disegani, dan di acc pula si skripsinya. Pas sidang lancar, nilai alhamdulillah. Nikmat mana lagi yang kau dustakan? terlepas dari usaha dan kerja keras, itu semua terjadi atas kuasa-Nya, kebaikan-Nya.
Kalo dipikir-pikir, perjalanan skripsi saya ini bisa dibilang paling berat dan paling panjaaaaaaaaaaaaaaaaang dibanding temen-temen saya yang lain hahaha.
Pertengahan 2016 saya udah ngajuin topik. Dari awal hingga titik darah penghabisan saya pertahankan topik ini. Keukeuh dan gak mau ganti. Topiknya mengenai gender dan militer. Untuk alasan yang non akademis dan praktis, saya pilih topik itu karena saya percaya kesetaraan gender di tengah budaya Indonesia yang patriarkis. Dibalik banyaknya pandangan perempuan itu lemah, perasa, dan menempati posisi 'second sex', mereka memiliki sisi "kekerenannya" sendiri. Di penelitian ini saya ingin menabrak pandangan itu, yang digambarkan oleh tentara perempuan yang berdinas di Dinas Jasmani Angkatan Darat kota Cimahi.
Dari pertengahan 2016 hingga awal 2017 saya memulai tahap studi literatur. Mencoba mencari tau tentang militer, perempuan militer di indonesia dan di seluruh dunia. Dikasih bahan bacaan banyaaaaaaaaaaaaaaaaak banget sama dosbing. Dan bacaan yang dicari oleh diri sendiri juga banyaaaaaaaaaaaaaak banget. Wajib jurnal+buku dan 80% english semua:') sampe akhirnya dosbing mau membimbing dan ttd diatas surat pernyataan pada tanggal 16 januari 2017 untuk membimbing saya setahun kedepan. Kalo gak lulus tahun depan, ya ganti judul dan cari dosen lain. Saya sebenernya gak masalah, saya pikir setahun memang waktu yang ideal untuk menyusun skripsi. Tapi setelah dijalankan, ternyata gak semudah itu. Dosbing saya ini perfectionist, revisian setiap hari. Senin pagi ngerjain, malemnya kirim email, besok subuhnya udah ada lagi kirimin email dari beliau. Dan saya kerjain lagi paginya sampe sore. Waktu belum punya pacar saya bisa ngerjain skripsi dari jam 10 pagi sampai 9 malem. Tapi setelah punya, saya terbiasa kerjain skripsi dari jam 9 pagi sampe jam 4 sore. DAN ITU SETIAP HARI:')
Bisa dibilang saya termasuk mahasiswa yang cepat untuk sidang up. Tapi....... untuk tahap-tahap berikutnya termasuk yang lamaaaaaaaaaaa banget heu bisa dibilang mahasiswa telat lulus. Jatuh bangun lebih ke hubungan dengan dosen pembimbing, sampai pernah di blok WA karena saya terlalu ngejar beliau._. Mungkin iya skripsi saya masih jauh dari kata baik, makanya sering direvisi. Dari segi tata bahasa pun sampai cari-cari dan gonta ganti editor. Buruk banget emang ya pembendaharaan kataku?:(
Saya pun sadar, kalo apa yang dilakuin dosen pembimbing saya itu karna saking pedulinya. Kayaknya cuman beliau satu-satunya dosen pembimbing yang sepeduli itu sama anak didiknya.
Pernah juga beliau sibuk 3 bulan dan kami gak pernah bimbingan lagi. But at least, everything has done! Setelah skripsi yang udah jadi semenjak juli 2017 dan diombang ambing, dirombak habis, skripsi saya diacc untuk diseminarkan pada bulan november 2017. Saya gak bisa berkata-kata, gak cukup buat cuman bilang makasih buat dosbing yang udah bikin skripsi saya menjadi baik, baik dalam isi maupun tata bahasa. Alhasil skripsi saya ini diapresiasi oleh beliau, dosen, dan adik-adik kelas yang banyak bertanya gimana cara membuat skripsi yang baik.
Skripsi saya ini adalah karya yang saya buat untuk membuktikan kemampuan saya sebagai seorang akademisi dan juga sebagai calon antropolog. Skripsi saya bukan hanya karya saya sendiri, tetapi adalah sebuah karya yang saya hasilkan dengan bantuan banyak pihak. Setiap pihak telah mencurahkan bantuan tanpa pamrih pada saya dalam aneka bentuk. Saya menghargai dan mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah memberikan bantuan pada saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
Langganan:
Postingan (Atom)