Sabtu, 30 Mei 2015
Ketika ayah menghubungiku lewat pesan mengucapkan selamat atas bertambahnya usiaku (yang sebenarnya berarti berkurangnya lagi setiap kesempatanku di dunia), namun tak sempat aku balas. Dan ibu yang menelvonku bekali kali namun tak sempat aku jawab. Tak ada yang lebih aku sesalkan kecuali mengecewakan kedua orangtua. Semua kesibukkan yang aku jalani sekarang, membuatku lupa bagaimana rasanya bahagia bercengkerama atau sekedar berkumpul dengan mereka di ruang keluarga. Baru menjadi mahasiswa saja sudah sulit membagi waktu. Menghubungi orangtua saja tidak sempat. Hal inilah yang sebagian besar membuatku takut beranjak dewasa.
Sabtu, 16 Mei 2015
Bismillahirrahmaanirrahiim..Posting pertama saya mungkin saya akan sedikit membagi pengalaman tentang awal mula ko bisa sih saya masuk unpad. Mungkin udah basi untuk membahasnya, tapi menurut saya, awal mula dari masuknya saya ke unpad itu adalah hal yang akan merubah jalan hidup saya selain dari segala yang sudah saya perjuangkan sebelumnya, yaitu tahapan-tahapan di bangku sekolah. Juga merupakan hal yang menentukan jalan saya kedepannya untuk menggapai cita-cita dan masa depan yang emas. Semoga pengalaman yang akan saya sampaikan ini bisa menjadikan pembelajaran bagi calon mahasiswa yang dihadapkan oleh pilihan-pilihan yang sangat dilematis:D
Menjadi mahasiswa unpad jujur gak pernah terbayangkan, menginjakkan kaki di kampusnya pun saya tak pernah memimpikannya. Waktu sma menjelang snmptn, saya sama sekali gak memilih unpad di daftar rencana pilihan ptn saya. Ipb menjadi satu-satunya ptn yg saya idamkan. Gak tau kenapa saya kurang tertarik dengan kampus-kampus yang ada di bandung, kota yang saya tinggali sejak saya kecil, padahal bandung merupakan salah satu kota yang memilikki banyak perguruan tinggi negeri favorit. Selain unpad ada itb, upi, dan polban. Tapi, satu-satunya kampus yang menarik minat saya hanyalah ipb. Dan hingga menjelang dibukanya snmptn pun saya masih mantap dengan ipb, kampus idaman.
Tibalah saat dimana saya goyah dengan apa yang sudah menjadi pilihan saya selama ini. Saya berubah pikiran dengan mempertimbangkan segala plus minusnya. Obsesi saya untuk dapat mengenyam pendidikan perguruan tinggi negeri di ipb teruntuhkan oleh konsentrasi saya di ilmu sosial. Di ipb sendiri mungkin lebih menunjang bagi siswa/i dari jurusan ipa. Disisi lain karena faktor restu orangtua yang merupakan faktor utama, mereka gak mengijinkan saya jauh dari mereka meskipun saudara-saudara saya hampir semua ada di bogor. Bukan karena saya dimanjakan, tetapi mungkin ini bentuk kasih sayang mereka yang gak ingin jauh dari anaknya untuk kedua kali. Saya pun akhirnya memilih unpad. Salah satu kampus bergengsi di kota bandung. Kampus terfavorit pilihan siswa/i calon mahasiswa. Saya patut bangga mempunyai kesempatan untuk dapat bersaing dengan siswa/i lainnya dari seluruh penjuru daerah di Indonesia yang menginginkan untuk keterima di unpad.
U-n-p-a-d. Ya unpad. Kampus yang saya cap sebagai kampus yang "wah", yang elit ini akhirnya menjadi pilihan saya dengan pilihan jurusan ekonomi pembangunan dan ilmu pemerintahan. Saya memilih ekbang karena saya menyenangi akuntansi dan sesuai dengan passion saya. Kedua yaitu Ilmu pemerintahan karena saya suka hal-hal yang berbau sosial dan politik, juga terbawa pengaruh dari ayah yang juga sering mengajak diskusi seputar isu-isu pemerintahan. Singkat cerita, teman dekat saya di kelas yang sangat cerdas berubah pilihan yang asalnya berniat memilih jurusan antropologi dan memilih ilmu sejarah menjadi memilih ilmu pemerintahan. Saya tak mau ambil resiko, saya gak mungkin bersaing dengan teman dekat sendiri yang juga menjadi siswi nomer 1 di sma. Haduh.. ya sudahlah saya gak jadi ambil jurusan itu. Untunglah belum fixasi di online. Yah yang pasti setidaknya teman dekat saya jika keterima di jurusan itu bisa mewakili perasaan saya, saya pun pastinya akan ikut senang:D.Akhirnya fix saya memilih ekbang, ilmu sejarah, dan manajemen upi.
Cobaan lagi-lagi datang. Saya dipanggil guru bimbingan konseling. Dan pada saat itu saya diberitahu bahwa ada teman kelas sebelah saya yang memilih jurusan ekonomi pembangunan. Dan dia itu bisa dikatakan siswi nomor 2 terpintar setelah teman dekat saya yang memilih ilmu pemerintahan di jurusan ips. Dan saya disarankan untuk mengganti pilihan jurusan yang saya pilih. Dari situ saya benar-benar bingung. Saya sudah fixasi online dan besok harinya merupakan hari terakhir input online. Pada saat itu saya belum bisa menentukan apapun.
Galau, sedih, campur aduk pada hari itu. 2 jurusan yang sangat saya inginkan pupus sudah dari harapan. Sebenarnya saya tetap bisa memilih kedua jurusan itu, tetapi kekhawatiran saya lebih besar dibanding apa yang menjadi obsesi saya. Saya cenderung cari aman. Dan pada saat itu fokus saya yang penting bisa masuk ptn dan tetap di jalur ilmu sosial. Singkat cerita, setelah diskusi dengan kedua orangtua (meskipun dikritik gak punya jiwa kompetitif) dan searching-searching di internet, saya pun memilih antropologi. Jurusan yang sebelumnya menjadi minat dari teman saya itu:D ternyata antropologi cukup menarik dan merupakan jurusan dari fakultas ilmu sosial dan ilmu politik. Saya pun tak ragu lagi. Antropologi unpad, sasta indonesia unpad, dan manajemen upi. Dengan bismillah saya pun menginput ulang jurusan pilihan saya.
Pada saat menunggu pengumuman hasil snmptn, yang dirasa yaitu degdegan luar biasa. Seumur hidup baru ngerasain degdegan yang sebegitu menyiksanya haha. Saat itu saya membuka websitenya lewat hp, saya gak percaya dengan apa yang tertera di website itu. Soalnya ada keterangan dibawahnya yang membuat saya bingung. Saya pun meminta tolong pada teman saya untuk membukanya. Dan alhamdulillah ternyata benar saya keterima di antropologi unpad. Saya sangat bersyukur dan gak nyangka bisa lolos snmptn. Dan senang juga setelah tau bahwa teman saya juga keterima di ilmu pemerintahan. Kita satu fakultas:')
Seiring berjalannya waktu, saya menjalani hari-hari sebagai mahasiswa antropologi. Ternyata gak sesuai ekspektasi dan sampai beberapa lama saya masih aja belum bisa move on dari jurusan tetangga. Dan beberapa mata kuliah tidak sesuai dengan minat saya, dan selama itu saya ngambil mata kuliah pilihan yang nyerempet2 ke ilmu politik hehe. Tapi 1 semester terakhir ini saya mulai bisa menerima ilmu-ilmu yang menjadi fokus dari antropologi. Antropologi sebetulnya ilmu yang istimewa. Semua ilmu dipelajari di antropologi dari perspektif kebudayaannya. Kebudayaan bukan sekedar seni, tari, atau adat istiadat yang seperti orang awam ketahui, tapi lebih dari itu, kebudayaan itu merupakan ide-ide dalam suatu masyarakat yang tumbuh dan dipegang teguh hingga menjadi suatu kebiasaan turun temurun. Dalam mempelajari antropologi, antropolog dituntut untuk dapat mengklasifikasikan keberagaman kebudayaan dari tiap masing-masing masyarakat di seluruh dunia. Ilmu yang kaya namun juga saya menilainya sebagai ilmu yang rendah hati. Saya ambil positifnya dari ilmu antropologi, antropologi dapat melakukan pendekatan pada masyarakat yang tak terjamah sekalipun, karena antropolog sudah mempelajari sebelumnya bagaimana cara memahami kelompok masyarakat yang saling beragam tersebut. Apalagi memahami kamu. #eh #salahfokus. Oke lanjut... nah kalo seperti ini, seharusnya seorang pemimpin itu lebih tepat dari seorang antropolog dong ya, yang mana jika terjadi permasalahan yang bertentangan antara negara dengan masyarakatnya bisa diselesaikan tanpa terjadinya konflik. Kalo seorang pemimpin sekarang yang kita kenal ya bisanya "memerintah", selalu berbeda kepentingan dengan warganya. Contohnya saja kasus situs gunung padang yang kini diambil alih oleh pemerintah yang demi kepentingannya dibuat jadi tempat wisata yang bukannya membawa manfaat bagi warga sekitar malah merusak alam. Andai dilakukan dengan pendekatan antropologi...
Kembali lagi pada masalah pilihan. Istilah salah milih jurusan memang sempat saya kepikiran juga. Selama itu saya mencoba untuk menjalani masa-masa kuliah saya dan tetap mengikuti perkuliahan walaupun bisa dibilang apa yang saya jalani gak sesuai passion saya. Tapi saya juga menyadari bahwa orangtua saya menguliahkan saya dengan susah payah saya gak boleh menyia-nyiakan apa yang sudah menjadi harapan dan tanggung jawab besar saya terhadap mereka. Sejauh ini saya sangat merasakan dan percaya bahwa hidup itu perjuangan. Saya mencoba memanfaatkan cabang-cabang ilmu yang dipelajari dari antropologi dengan sebaik-baiknya. Bahwa tidak ada ilmu yang sia-sia. Seiring waktu pun saya dapat berbaur dengan lingkungan, atmosfer kampus, dan tentunya ilmu antropologi. Akhirnya saya dapat memahami bagaimana berjalannya ilmu ini. Antropologi merupakan bagian dari ilmu sosial yang menjadi konsentrasi saya di awal. Luar biasa bangganya bisa menjadi bagian dari jurusan (sekarang departemen) antropologi, dengan didukung oleh dosen-dosen dengan berjuta pengalamannya yang luar biasa hebat, teman-teman yang berasal dari sabang sampai merauke, dan "inisiasi"nya yang sangat berkesan. Hahaha.
Proud to be human. Proud to be antropologi. Bersyukurlah kamu yang masuk antropologi unpad. Apapun passion kamu sebetulnya dapat masuk di ilmu ini. Sosial, politik, hukum, agama, ekonomi, budaya, bahkan makanan pun dipelajari di antropologi. Ah betul-betul ilmu yang menyenangkan. Lebih bangga lagi setelah kamu tau kalo banyak orang hebat dari antropologi unpad. Salah satunya butet manurung:) so, gak ada tuh yang namanya salah pilih jurusan selama kamu bisa manfaatin ilmu yang kamu dapat. Semua ilmu baik, semua ilmu bermanfaat. Apalagi di dunia kampus gak hanya belajar akademik tapi belajar organisasi juga. Apapun passion kamu pasti tersalurkan. Jangan takut antimainstream guys! Ditunggu ya di antropologi unpad, kamu calon kerabat!:)
Menjadi mahasiswa unpad jujur gak pernah terbayangkan, menginjakkan kaki di kampusnya pun saya tak pernah memimpikannya. Waktu sma menjelang snmptn, saya sama sekali gak memilih unpad di daftar rencana pilihan ptn saya. Ipb menjadi satu-satunya ptn yg saya idamkan. Gak tau kenapa saya kurang tertarik dengan kampus-kampus yang ada di bandung, kota yang saya tinggali sejak saya kecil, padahal bandung merupakan salah satu kota yang memilikki banyak perguruan tinggi negeri favorit. Selain unpad ada itb, upi, dan polban. Tapi, satu-satunya kampus yang menarik minat saya hanyalah ipb. Dan hingga menjelang dibukanya snmptn pun saya masih mantap dengan ipb, kampus idaman.
Tibalah saat dimana saya goyah dengan apa yang sudah menjadi pilihan saya selama ini. Saya berubah pikiran dengan mempertimbangkan segala plus minusnya. Obsesi saya untuk dapat mengenyam pendidikan perguruan tinggi negeri di ipb teruntuhkan oleh konsentrasi saya di ilmu sosial. Di ipb sendiri mungkin lebih menunjang bagi siswa/i dari jurusan ipa. Disisi lain karena faktor restu orangtua yang merupakan faktor utama, mereka gak mengijinkan saya jauh dari mereka meskipun saudara-saudara saya hampir semua ada di bogor. Bukan karena saya dimanjakan, tetapi mungkin ini bentuk kasih sayang mereka yang gak ingin jauh dari anaknya untuk kedua kali. Saya pun akhirnya memilih unpad. Salah satu kampus bergengsi di kota bandung. Kampus terfavorit pilihan siswa/i calon mahasiswa. Saya patut bangga mempunyai kesempatan untuk dapat bersaing dengan siswa/i lainnya dari seluruh penjuru daerah di Indonesia yang menginginkan untuk keterima di unpad.
U-n-p-a-d. Ya unpad. Kampus yang saya cap sebagai kampus yang "wah", yang elit ini akhirnya menjadi pilihan saya dengan pilihan jurusan ekonomi pembangunan dan ilmu pemerintahan. Saya memilih ekbang karena saya menyenangi akuntansi dan sesuai dengan passion saya. Kedua yaitu Ilmu pemerintahan karena saya suka hal-hal yang berbau sosial dan politik, juga terbawa pengaruh dari ayah yang juga sering mengajak diskusi seputar isu-isu pemerintahan. Singkat cerita, teman dekat saya di kelas yang sangat cerdas berubah pilihan yang asalnya berniat memilih jurusan antropologi dan memilih ilmu sejarah menjadi memilih ilmu pemerintahan. Saya tak mau ambil resiko, saya gak mungkin bersaing dengan teman dekat sendiri yang juga menjadi siswi nomer 1 di sma. Haduh.. ya sudahlah saya gak jadi ambil jurusan itu. Untunglah belum fixasi di online. Yah yang pasti setidaknya teman dekat saya jika keterima di jurusan itu bisa mewakili perasaan saya, saya pun pastinya akan ikut senang:D.Akhirnya fix saya memilih ekbang, ilmu sejarah, dan manajemen upi.
Cobaan lagi-lagi datang. Saya dipanggil guru bimbingan konseling. Dan pada saat itu saya diberitahu bahwa ada teman kelas sebelah saya yang memilih jurusan ekonomi pembangunan. Dan dia itu bisa dikatakan siswi nomor 2 terpintar setelah teman dekat saya yang memilih ilmu pemerintahan di jurusan ips. Dan saya disarankan untuk mengganti pilihan jurusan yang saya pilih. Dari situ saya benar-benar bingung. Saya sudah fixasi online dan besok harinya merupakan hari terakhir input online. Pada saat itu saya belum bisa menentukan apapun.
Galau, sedih, campur aduk pada hari itu. 2 jurusan yang sangat saya inginkan pupus sudah dari harapan. Sebenarnya saya tetap bisa memilih kedua jurusan itu, tetapi kekhawatiran saya lebih besar dibanding apa yang menjadi obsesi saya. Saya cenderung cari aman. Dan pada saat itu fokus saya yang penting bisa masuk ptn dan tetap di jalur ilmu sosial. Singkat cerita, setelah diskusi dengan kedua orangtua (meskipun dikritik gak punya jiwa kompetitif) dan searching-searching di internet, saya pun memilih antropologi. Jurusan yang sebelumnya menjadi minat dari teman saya itu:D ternyata antropologi cukup menarik dan merupakan jurusan dari fakultas ilmu sosial dan ilmu politik. Saya pun tak ragu lagi. Antropologi unpad, sasta indonesia unpad, dan manajemen upi. Dengan bismillah saya pun menginput ulang jurusan pilihan saya.
Pada saat menunggu pengumuman hasil snmptn, yang dirasa yaitu degdegan luar biasa. Seumur hidup baru ngerasain degdegan yang sebegitu menyiksanya haha. Saat itu saya membuka websitenya lewat hp, saya gak percaya dengan apa yang tertera di website itu. Soalnya ada keterangan dibawahnya yang membuat saya bingung. Saya pun meminta tolong pada teman saya untuk membukanya. Dan alhamdulillah ternyata benar saya keterima di antropologi unpad. Saya sangat bersyukur dan gak nyangka bisa lolos snmptn. Dan senang juga setelah tau bahwa teman saya juga keterima di ilmu pemerintahan. Kita satu fakultas:')
Seiring berjalannya waktu, saya menjalani hari-hari sebagai mahasiswa antropologi. Ternyata gak sesuai ekspektasi dan sampai beberapa lama saya masih aja belum bisa move on dari jurusan tetangga. Dan beberapa mata kuliah tidak sesuai dengan minat saya, dan selama itu saya ngambil mata kuliah pilihan yang nyerempet2 ke ilmu politik hehe. Tapi 1 semester terakhir ini saya mulai bisa menerima ilmu-ilmu yang menjadi fokus dari antropologi. Antropologi sebetulnya ilmu yang istimewa. Semua ilmu dipelajari di antropologi dari perspektif kebudayaannya. Kebudayaan bukan sekedar seni, tari, atau adat istiadat yang seperti orang awam ketahui, tapi lebih dari itu, kebudayaan itu merupakan ide-ide dalam suatu masyarakat yang tumbuh dan dipegang teguh hingga menjadi suatu kebiasaan turun temurun. Dalam mempelajari antropologi, antropolog dituntut untuk dapat mengklasifikasikan keberagaman kebudayaan dari tiap masing-masing masyarakat di seluruh dunia. Ilmu yang kaya namun juga saya menilainya sebagai ilmu yang rendah hati. Saya ambil positifnya dari ilmu antropologi, antropologi dapat melakukan pendekatan pada masyarakat yang tak terjamah sekalipun, karena antropolog sudah mempelajari sebelumnya bagaimana cara memahami kelompok masyarakat yang saling beragam tersebut. Apalagi memahami kamu. #eh #salahfokus. Oke lanjut... nah kalo seperti ini, seharusnya seorang pemimpin itu lebih tepat dari seorang antropolog dong ya, yang mana jika terjadi permasalahan yang bertentangan antara negara dengan masyarakatnya bisa diselesaikan tanpa terjadinya konflik. Kalo seorang pemimpin sekarang yang kita kenal ya bisanya "memerintah", selalu berbeda kepentingan dengan warganya. Contohnya saja kasus situs gunung padang yang kini diambil alih oleh pemerintah yang demi kepentingannya dibuat jadi tempat wisata yang bukannya membawa manfaat bagi warga sekitar malah merusak alam. Andai dilakukan dengan pendekatan antropologi...
Kembali lagi pada masalah pilihan. Istilah salah milih jurusan memang sempat saya kepikiran juga. Selama itu saya mencoba untuk menjalani masa-masa kuliah saya dan tetap mengikuti perkuliahan walaupun bisa dibilang apa yang saya jalani gak sesuai passion saya. Tapi saya juga menyadari bahwa orangtua saya menguliahkan saya dengan susah payah saya gak boleh menyia-nyiakan apa yang sudah menjadi harapan dan tanggung jawab besar saya terhadap mereka. Sejauh ini saya sangat merasakan dan percaya bahwa hidup itu perjuangan. Saya mencoba memanfaatkan cabang-cabang ilmu yang dipelajari dari antropologi dengan sebaik-baiknya. Bahwa tidak ada ilmu yang sia-sia. Seiring waktu pun saya dapat berbaur dengan lingkungan, atmosfer kampus, dan tentunya ilmu antropologi. Akhirnya saya dapat memahami bagaimana berjalannya ilmu ini. Antropologi merupakan bagian dari ilmu sosial yang menjadi konsentrasi saya di awal. Luar biasa bangganya bisa menjadi bagian dari jurusan (sekarang departemen) antropologi, dengan didukung oleh dosen-dosen dengan berjuta pengalamannya yang luar biasa hebat, teman-teman yang berasal dari sabang sampai merauke, dan "inisiasi"nya yang sangat berkesan. Hahaha.
Proud to be human. Proud to be antropologi. Bersyukurlah kamu yang masuk antropologi unpad. Apapun passion kamu sebetulnya dapat masuk di ilmu ini. Sosial, politik, hukum, agama, ekonomi, budaya, bahkan makanan pun dipelajari di antropologi. Ah betul-betul ilmu yang menyenangkan. Lebih bangga lagi setelah kamu tau kalo banyak orang hebat dari antropologi unpad. Salah satunya butet manurung:) so, gak ada tuh yang namanya salah pilih jurusan selama kamu bisa manfaatin ilmu yang kamu dapat. Semua ilmu baik, semua ilmu bermanfaat. Apalagi di dunia kampus gak hanya belajar akademik tapi belajar organisasi juga. Apapun passion kamu pasti tersalurkan. Jangan takut antimainstream guys! Ditunggu ya di antropologi unpad, kamu calon kerabat!:)
Langganan:
Postingan (Atom)