Sabtu, 30 Mei 2015

Ketika ayah menghubungiku lewat pesan mengucapkan selamat atas bertambahnya usiaku (yang sebenarnya berarti berkurangnya lagi setiap kesempatanku di dunia), namun tak sempat aku balas. Dan ibu yang menelvonku bekali kali namun tak sempat aku jawab. Tak ada yang lebih aku sesalkan kecuali mengecewakan kedua orangtua. Semua kesibukkan yang aku jalani sekarang, membuatku lupa bagaimana rasanya bahagia bercengkerama atau sekedar berkumpul dengan mereka di ruang keluarga. Baru menjadi mahasiswa saja sudah sulit membagi waktu. Menghubungi orangtua saja tidak sempat. Hal inilah yang sebagian besar membuatku takut beranjak dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar