M
|
ungkin
tak akan ada habisnya bila kita membandingkan Indonesia dengan negara-negara
lain yang telah maju. Ini merupakan topik yang menarik untuk selalu dibahas.
Indonesia sebagai negara dunia ketiga kini memang sedang dalam tahap
perkembangan menuju era teknologi modern. Dan tak dapat disangkal bahwa
Indonesia berkiblat pada barat. Kemajuan teknologi yang pesat, gedung-gedung
yang berdiri kokoh, produktivitas industri, sarana dan prasarana yang memadai
dan tertata, segalanya sangat diharapkan negara yang sedang dalam tahap lepas
landas ini. Para pemimpin beserta para legislatifnya berbondong-bondong pergi
ke luar negeri untuk “studi banding” dengan tujuan dapat mengkomparasi dan
mencontoh hal-hal yang dimilikki oleh negara maju sehingga dapat
diimplementasikan untuk membangun
negeri. Namun apakah hal seperti ini adalah konkrit dilakukan dalam pembangunan
suatu bangsa?
Saya pernah membaca suatu buku yang
cukup menarik yaitu Negeri van Oranje.
Buku ini sudah diangkat pula menjadi sebuah film layar lebar, dan saya belum
menontonnya sampai sekarang (?) LOL. Buku tersebut bercerita segala hal
mengenai Belanda dari perspektif mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu disana.
Dari membaca bukunya sangat dijelaskan bahwa isi dari buku tersebut mencoba
menjelaskan perbedaan Belanda dengan Indonesia dari segi infrastruktur, tata
ruang, kehidupan sosial budaya, kebiasaan dan keteraturan hidup warga-warganya.
Saya pun dapat mengambil kesimpulan yang dapat digambarkan pada tabel berikut:
Belanda
|
Indonesia
|
Merokok di sarana publik, termasuk
gedung stasiun, restoran merupakan perbuatan yang melanggar hukum dan dikenai
denda. Warga Belanda sangat mematuhi kebijakan tersebut dan merokok hanya
ditempat yang telah disediakan dan hanya beradius 3 meter.
|
Memiliki kebijakan yang sama namun
warga Indonesia menghiraukan larangan tersebut dan tetap merokok meskipun di
tempat larangan merokok. Peraturannya pun tidak diterapkan dengan baik.
|
Negara yang memiliki akses internet
sangat cepat. Contohnya saja jika kita mendownload film tidak perlu menunggu.
Karena akan selesai dalam sekejap.
|
Jaringan internet tidak merata. Dan
jika mendownload film akan menyita waktu.
|
Pasar tidak setiap hari ada. Hanya di
hari-hari tertentu saja.
|
Dimana-mana ada pasar. Dan dimana ada
pasar, disitu ada kesan kumuh dan tak teratur.
|
Supermarket tidak menyediakan kantong
plastik. Tujuannya agar hemat kantong plastik dan ramah lingkungan. Solusi
terbaik yaitu menggunakan kantong ransel atau keranjang sepeda jika
berbelanja.
|
Tak perlu khawatir, di setiap
supermarket tersedia kantong plastik. Meskipun akhir-akhir ini sudah dibuat
kebijakan mengenai kantong plastik namun evaluasinya buruk.
|
Orang Belanda selalu tepat waktu dan
menganggap keterlambatan sebagai perbuatan yang tidak sopan. Jika kita
mempunyai janji dengan seseorang dan terlambat 5 menit saja sudah terhitung
tidak sopan.
|
Paling sulit untuk menepati janji.
Janjian jam berapa datang jam berapa. Telat sudah menjadi sesuatu yang
lumrah.
|
Transportasi publik nyaman dan
tertib. Namun mencari taksi sangat sulit, tidak dapat berhenti sembarangan,
dan biayanya yang sangat mahal. 10 kali naik taksi sama dengan biaya kost 1
bulan. Lebih baik naik bus atau trem. Jika ingin lebih hemat dan mudah lebih
baik menggunakan sepeda untuk pergi kemanapun. Sepeda merupakan transportasi
nomor 1 di Belanda.
|
Transportasi publik jauh dari kata
nyaman. Dan taksi mudah ditemukan dimana-mana. Orang Indonesia pun banyak
yang memilih menggunakan kendaraan pribadi ataupun taksi.
|
Bisa dilihat bahwa Indonesia sangatlah
tertinggal dari Belanda. Belanda memang sudah menjadi negara maju, namun para
warganya memiliki tingkat kepedulian yang tinggi dan sangat mematuhi peraturan
yang ada. Meski dapat dikatakan tidak ada yang tidak ada di Belanda. Segala
yang dibutuhkan tersedia. Seperti sarana publik yang memadai, teknologi yang
berkembang dengan baik, dan fasilitas-fasilitas semuanya tersedia. Namun warga
Belanda tidak memiliki rasa angkuh, tetap bersikap rendah hati, dan tidak semua
fasilitas yang tersedia dimanfatkan mentah-mentah oleh mereka. Buktinya saja
meskipun sarana angkutan umum sudah sangat maju dan serba cepat, namun mereka
masih menggunakan sepeda sebagai transportasi nomor 1 di negaranya. Selain itu
warga Belanda memilikki tingkat kepedulian yang tinggi dan sangat mematuhi
peraturan yang ada. Entah karena peraturannya yang sangat memaksa warganya
untuk disiplin atau karena warga Belanda memiliki tingkat kesadaran yang luar
biasa? Saya menilai bahwa di Belanda, pemerintah beserta warganya saling
bekerja sama dalam memelihara dan saling peduli akan negaranya. Dapat dikatakan
bahwa Belanda memilikki peraturan yang mampu dijalankan oleh warganya karena
sanksi yang dikenakan jika melanggar peraturan sangat berat dan benar-benar
dijalankan tanpa ada pengecualian. Hukum yang ada tidak hanya tertulis begitu
saja namun juga fungsional. Sehingga warganya mengikuti peraturan tersebut dan
memilikki kepedulian dan kepekaan yang lebih terhadap keberadaan dirinya di
tempat ia berada.
Eittttss, tapi tidak semua aspek saling
berbeda diantara kedua negara ini. Ada satu hal yang dapat disamakan antara
Indonesia-Belanda yakni birokrasinya yang “ruwet” (LOL). Diperlukan kesabaran
dan ketekunan dalam perihal mengurus hal-hal mengenai birokrasi. Belanda
menjajah Indonesia selama ratusan tahun, dan mereka menurunkan urusan birokrasinya
yang “ruwet”. Ini menggambarkan birokrat kita belum merdeka hingga sekarang.
Kembali kepada pertanyaan awal. Apakah
melakukan studi banding dengan cara membandingkan dan mencontoh negara yang
telah maju adalah konkrit dilakukan dalam membangun bangsa?
Mungkin dapat dibenarkan dan tidak
dapat seluruhnya pula dapat dibenarkan. Adalah baik jika pemerintah dapat
mencontoh kemajuan negara-negara yang telah maju sepeti halnya Belanda. Dan
saat ini pemerintah sedang dalam tahap pembangunan dalam segala sektor
kehidupan. Contohnya saja dengan membangun sarana-sarana seperti proses
pembangunan monorail, memperbanyak dan merevitalisasi sarana angkutan umum, dan
memfasilitasi taman-taman kota. Hal-hal yang didapat dari studi banding
pemerintah dengan mencontoh tata ruang kota dan sebagainya dari negara-negara
maju diharapkan dapat diterapkan di Indonesia demi terciptanya keindahan dan
keteraturan. Namun mirisnya, dengan melihat fakta yang ada dan proses dalam pengimplementasian
pemerintah dalam usaha membangun bangsa tidak semulus apa yang direncanakan.
Seperti yang ada di dalam tabel misalnya. Indonesia masih sangat jauh dari
Belanda dari berbagai sektor kehidupannya. Terutama dalam membuat suatu
peraturan perundangan serta membangun karakter pribadi dan kesadaran warganya.
Hal ini justru yang saya anggap penting agar bangsa ini ingin maju. Tidak hanya
memperbagus sarana dan tata ruang di setiap sudut kota, membangun kesadaran dan
kepedulian setiap individunya juga sangat menentukan kemajuan suatu bangsa.
Maka “PR” bagi Jokowi akan program
“revolusi mental” nya!
#ujungujungnyapresidenlagi
#masihadawaktukokpak #kamibantu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar